MAKALAH
GAYA KEPEMIMPINAN DISEKOLAHKU
DI SUSUN OLEH :
NAMA : SULI KHAYATI, SKM
NPM : 200920847
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI
Dosen Pembimbing :
1. Prof. DR. KH. Musa Su’eb, MA
2. Prof. DR. KH. Damrah Khair, MA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
PROGRAM PASCA SARJANA (PPS)
KELOMPOK LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat Ridha-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah “Gaya Kepemimpinan Di Sekolahku”. Makalah ini diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas individu yaitu middle semester pada mata kuliah Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, pada konsentrasi Manajemen Pendidikan Agama Islam Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Bandar Lampung.
Penulis menyadari, bahwa penulisan makalah ini belum sempurna. Saran dan kritik dari pembaca diharapkan demi sempurnanya makalah pada tugas berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, dan menjadi amal shalihah bagi penulis. Amin.
Bandar Lampung, 14 Februari 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pemimpin atau manajer terutama pemimpin paling atas atau top manajer merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi dan usaha. Baik didunia bisnis maupun pendidikan, kesehatan, religi, sosial, politik, pemerintahan Negara, dan lain-lain. Kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya. Sebab pemimpin yang sukses itu mampu mengelola organisasi, bisa mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan menunjukkan jalan serta perilaku benar yang harus dikerjakan bersama-sama.
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Kepemimpinan yang berlangsung pada lembaga pendidikan berarti menjalankan proses kepemimpinan yang sifatnya mempengaruhi sumber daya personil pendidikan (guru dan karyawan) agar melakukan tindakan bersama guna mencapai tujuan pendidikan.
Kepemimpinan adalah proses hubungan manusia yang kompleks. Sebagai gejala kebudayaan dalam kehidupan sosial manusia, kepemimpinan seseorang dalam suatau organisasi dipengaruhi banyak faktor baik faktor yang berasal dari diri kepribadian pemimpin (leader), yang dipimpin (follower) maupun lingkumgan atau situasi (situation) organisasi yang dipimpinnya. Setiap orang dalam memimpin memiliki gaya tersendiri dalam memimpin satu organisasi atau dalam pergaulannya.
Kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan tidak sama pula. Bertitik tolak pendapat adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan perilaku tersebut. Tergantung dari sifat dan perilau yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu pemimpin dengan pemimipin lainnya.
Dalam kenyataannya gaya kepemimpinan (ledership style) senantiasa melekat pada cara-cara seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Dengan kata lain perilaku seorang pemimpin mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama melahirkan gaya kepemimpinan tersendiri.
Berdasarkan pada gambaran tentang gaya kepemimpinan tersebut maka gaya kepemimpinan juga dapat diperlihatkan oleh pimpinan dimana sekarang saya sedang bertugas. Untuk meberikan gambaran tentang gaya kepemimpinan yang sesuai dengan pimpinan diperoleh dari beberapa faktor yaitu faktor pertama adalah leader (pimpinan) yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu kemempuan/kompetensi, kedewasaan dan keleuasaan hubungan social bai dengan pihak internal maupun eksternal, motivasi diri dan sikap hungan kemanusiaan. Faktor yang kedua yang dipimpin (follower) maupunlingkunan atau situasi pada organisasi yang dipimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang konsisten ditampilkan seseorang dan yang diketahui oleh pihak lain ketika dia berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.
Winardi (1990) menyatakan bagwa gaya kepemimpinan adalah suatu pendekatan yang dilakukan oleh pimpinan dalam melaksanakan kegiatan bersama bawahan.
Gaya kepemimpinan dapat berubah sesuai denagan perubahan situasi. Para pemimpin dapat mengubah gaya kepemimpinannya atau menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Gaya kepemimpinan akan dipengaruhi oleh pemimpin itu sendiri, para pengikut dan situasi yang ada pada saat itu dalam organisasinya.
B. Macam-Macam gaya Kepemimpinan
Secara umum gaya kepemimpinan dibagi tiga yaitu :
1. Otokratis
Gaya kepemimpinan yang menekankan semua hak kewenangan (hak dan kekuasaan) melakukan sesuatu berpusat pada manajer.
2. Demokratis
Gaya kepemimpinan yang mempertimbangkan keinginan dan saran-saran dari para anggota maupun dari pemimpin.
3. Kendali bebas (laizes faire)
Gaya kepemimpinan ini menekankan bahwa pemimpin tidak banyak berpengaruh terhadap para anggota kelompok. Kepaa anggota diberikan tujuan-tujuan tapi dibiarkan menggunakan cara masing-masing untuk mencapainya.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan Di Sekolahku
1. Sikap Leadership
Menjadi seorang kepala madrasah/kepala sekolah tidak membuatnya secara otomatis menjadi seorang pemimpin. Leadership bersumber dari banyak hal antara lain visi,kepercayaan kredibilitas dan tujuan.
Sejauh ini kepala sekolah telah mendapatkan kredibilitas dan kepercayaan yang penuh untuk memimpin madrasah dari masyrakat, dan untuk visi dan tujuan telah dimilikinya dengan jelas. Namun dalam hal ini kepala sekolah interaksi dan aktivitas rutin dan normal belum konsisten dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat leadership.
2. Membangun Kredibilitas
Kredibilitas kepala sekolah dapat dikembangkan dengan memenuhi kebutuhan manajemen madrasah/sekolah. Kepala sekolah harus menunjukkan keahlian dalam setiap aspek manajemen sekolah/madrasah.
Seyogyanya secara sekolah memili wakil-wakilnya seperti kurikulu, kesiswaan, sarana prasarana, wali kelas, tu, semuanya telah diberikan tugas masing-masing. Namun keberadaannya belum jelas hanya ada di atas kertas belum berjalan secara sempurna. Segala keperluan yang berhubungan dengan tugas wakil serta merta dipegang oleh kepala sekolah, mereka hanya difungsikan pada tugas-tugas tertentu atau ketika ada beberapa tugas yang memang tidak bisa dilaksanakannya yang sebenarnya itu bukan tuganya. Bahkan wewenang diberikan kepada yang tidak berhak mendapat tugas tersebut.
Untuk hubungan dengan pihak atas seperti dewan sekolah, pengawas sekolah cukup memuaskan., mencari peluang-peluang untuk meningkatkan mutu guru. Namun kepala sekolah belum mampu membangun manajemen yang ada sekolah seperti penerimaan pegawai, masih diputuskannya sendiri tidak melihat administrasi sekolah apakah masih ada peluang, apakah sekolah masih mampu memberikan honor dan tidak meminta pertimbangan dengan para wakilnya. Untuk pemenuhan kebutuhan sekolah bahkan keuangan sekolah dikelola kepala sekolah, hanya sebagian saja yang didelegasikan. Terkadang tugas dan wewenang diberikan kepada yang memang saat itu disenanginya atau dipercaya tetapi ketika tidak lagi sesuai dengan pendapat sekolah maka akan terlihat tidak diberikan kepercayaan lagi. Dalam menghadapi administrasi sekolah ketika ada pekerjaan yang tidak sesuai maka kepala sekolah sering tidak bisa mengendalikan emosi dan belum bisa memanajemen konflik internal sekolah dengan baik sehingga timbullah opsi-opsi disekolah.
3. Membangun Kepercayaan
Sikap kepala sekolah dalam mengembangkan kepercayaan terdapat dalam komponen-komponen yang terdapat dalam iklim organisasi positif yaitu :
a. Memberlakukan orang lain dengan santun dan hormat cukup, namun dalam saat-saat terttentu ketika bawahan melakukan kekeliruan akan menegurnya dengan kasarbahkan tidak pada tempat dan waktu yang baik.
b. Memberiakan pujian dan penghargaan
Secara Rutin belum. Misalnya terhadap guru berprestasi terhadap bidang tertentu atau kepada siswa. Tetapi kepala sekolah memberikan dalam bebtuk yang lain misalnya memberikan peluang seperti beasiswa dan adminirtrasi guru yang lain.
c. Mendengarkan Pendapat Orang lain
Lebih banyak menggunakan pendapat sendiri atau orang yang dipercaya
d. Menerima Ide-ide baru
Tetapi aplikasinya lama karena terbentur pada Sumber Daya yang ada disekolah
e. Memberikan masukan yang sebesarnya
Belum termanajemen dengan baik
Interaksi kepala sekolah terutama dengan murid belum terbina dengan baik, karena selain disibukkan dengan tugas luar, kepala sekolah lebih senang berada didalam kantor daripada dia berkeliling untuk melihat muridnya sedang belajar. Terkadang kepala sekolah bertindak secara emosional terhadap guru, pegawai dan siswa yang bermasalah.
4. Berinteraksi dengan orang lain
Kepala sekolah dapat menciptakan interaksi yang baik dengan orang lain diluar sekola. Hal ini ditunjukkan dengan kepercayaan yang diberikan kepa pihak lain kepada sekolah . Dalam melaksanakan tugas luar lebih banyak dikelola oleh kepala sekolah sendiri dari penjadwalan tapi untuk hal-hal tertentu diberikan kewenagan kepada yang lain. Dalam hal ini belum dimanajemen secara baik
Untuk interaksi dengan intern sekolah seperti guru dan murid belum dapat ditunjukkan sebagai nilai positif. Seperti melakukan kunjungan dikelas untuk mengetahui mempelajrai bagaimana program sekolah telah terlaksana,
Inilah sekilas tentang gambaran gaya kepala sekolahku yang sedikit telah tergambar bahwa gaya yang dimilikinya adalah lebih banyak pada gaya otokratis yaitu kebijakan lebih besar ditangani oleh kepala sekolah, walaupun pada saat tertentu kepala sekolah dapat bersikap demokratis. Secara pandangan teoritis sudah dijelaskan bahwa masing-masing gaya kepemimpinan memiliki kelemahana dan kelebihan serta sangat tergantung pada dari lingkumhan dimana seorang pemimpin berada dan juga kesiapan bawahnnya. Walaupun kepemimpinan otokratis yang dikatakan bahwa kekuasaan sangat dominant digunakan, pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota organisasinya namun ada juga beberapa manfaatnya diantaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
D. Tolak Ukur Kesuksesan Mengelola Sekolah/Madrasah
Kepala sekolah layak disebut sukses mengelola madrasah, minimal memiliki kecakapan dalam lima hal :
1. Cakap memenuhi kebutuhan manajemen madrasah.
2. Cakap menciptakan iklim organisasi positif.
3. Cakap mempengaruhi sikap dan keyakinan dirinya maupun orang lain untuk melakukan perubahan.
4. Cakap mengembangkan perspektif program pendidikan dalam lingkup sekolah.
5. Cakap menggunakan model perencanaan peningkatan sekolah yang strategis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang gaya kepemimpinan sekolahku dan telah diuraikan berdasarkan pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan gaya kepemimpinan sekolahku lebih cenderung pada gaya kepemimpinan otokratis. Namun dalam kondisi tetentu kepala sekolah mampu menyesuaikan dari keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan tujuan untuk mencapai efektifitas sekolah.
B. SARAN
1. Kepala sekolah dapat membangun leadership-nya melalui sikap yang juga dapat meningkatkan kesuksesan sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah membangun kredibilitasnya dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan manajemen sekolah
2. Kepala sekolah mampu berinteraksi secara regular dengan semua anggota organisasi sekolah
3. Memeberikan contoh sikap yang diharapkan pada orang lain
4. Sumber yang paling besar yang dimiliki kepala sekolah adalah waktu dan perhatiannya
5. Kepala sekolah dapat mendorong timbulnya perbaikan yang berkelanjutan dan mengambil resiko dengan menerima ide dan mencoba pendekatan . Kepala sekolah dapat memberikan dukungan kepada staf lainnya melalui minat dan penghargaan atas usaha mereka
0 Responses So Far: